Laman

Senin, 25 Juni 2012

Kardus - Kardus

Kotak-kotak berdebu.
Aku dan teman-temanku terabaikan.
Kotak-kotak berdebu.
Aku dan teman-temanku terasingkan.

Aku dibiarkan melapuk.
lalu panas,
lalu hujan,
lalu badai,
lalu salju,
lalu musim berjalan.
bak bubur.
aku hancur.
tak ada yang memungutku.
aku menyatu,
tanah
merangkulku erat.

-diam-disudut-

Jumat, 22 Juni 2012

Saya Orang Jawa

Assalamu'alaikum...
Saya mau menegaskan sesuatu.
Saya Wiji. Iya, saya orang jawa.
Terus kenapa?
Apakah sebuah kesalahan kalo saya orang jawa?
saya bahkan tidak pernah mempermasalahkan
anda orang apa dan anda orang apa
apa orang apa bukan #eehh

"jawa luh,
kamseupay luh..!"

Heloooooooowwww....
anda orang hutan?
Oooh ya ampuuunn, emang iya gitu ya?
kalo orang jawa kamseupay?
kalo ngapa-ngapain lama itu orang jawa?
kalo salah salah orang jawa?

Oh my God.
terus salah gue gitu kalo gue orang jawa?
emang masalah gitu buat loe?

Capek deh..
biasa aja gitu kalo mau nginjek-injek orang.
Ya ampun..

Saya memang tidak sehebat kalian ya mas-mas.. mba mba..
Okelahh..

Orang jawa kan sabar-sabar, hemmm lalalala
Insya Alloh saya sabar.

Wassalamu'alaikum...

Hampa

Saya kram di sebelah sini Ibuk, ini seperti nyeri.
Semakin parah.
Semakin banyak yang tidak mau bicara dengan saya.
Saya jadi berpikir, kapan terakhir saya bicara kepada diri saya sendiri?

-menghilang-kabut-dingin-

Cambuki Aku, Ibu


Ibu, matahariku sudah tenggelam.
Iya, seperti yang Ibu lihat.
Seperti yang Ibu tahu.
Gelap yah Ibu yah?
Ibu, cambuk aku dengan doamu.
Biar aku bisa seperti kilat.
Ampuni aku, yang mencambuki diri sendiri.
Aku pikir dengan ini aku bisa jadi kilat. Hahaha
Ternyata aku tidak seperti yang aku bayangkan Ibu.
Ibu, biarpun matahariku tenggelam,
Aku masih mempunyai dirimu.
Matahariku yag tidak pernah padam.
Cintaku padamu,,
Seperti aku mencintai kata-kata.
Tidak terbatas.
Cintaku bersembunyi di antara huruf-huruf.
Ibu, cambuk aku lagi dengan cintamu.
Aku yang tidak pernah yakin, bahwa aku bisa menari di tengah hujan.
Bahwa aku akan sampai di ujung dunia sana.
Ibu, aku tidak pernah tahu
Bagaimana cara menemukan surga di alas kakimu.
-maka cambuklah aku-
Tapi do’amu membasuh lukaku,
Aku akan selalu mengembara di dalam dirimu, Ibu.
Biar kutemukan surga, yang selalu mengikutimu.
Kemanapun Ibu pergi.
Sekali lagi,
Cambuk aku.
Yang tidak pernah mengerti waktu.
Cambuk aku,
Yang tidak pernah berhenti mencambuki diriku sendiri.
Ampuni aku.

Rabu, 20 Juni 2012

Everytime is about you

Tak pernah aku bermaksud, mengusikmu,
mengganggu setiap ketentraman hidupmu,
hanya tak mudah bagiku, lupakanmu,,
dan pergi menjauh.. pergi menjauh...

Matahariku, maafkan aku tidak bisa menjadi bintang yang bersinar sendiri. Maafkan aku yang lupa bagaimana cara untuk melupakanmu. Maafkan aku yang selalu mengikatmu dalam ingatanku. Aku tidak mau kamu menghilang sedikitpun dari pengawasanku.

Aku siapa? Kamu tidak lagi bersuara. Tidak lagi tersenyum atau tertawa. Langkahmu, bicaramu, lakumu,, sudah tidak pernah kutemui. Aku siapa? Tanpamu, aku tidak berarti apa-apa.

Di mana jeritanmu? Kalau aku lupa pada orbitku, kalau aku seenaknya berjalan. Kenapa kamu diam-diam membiarkan jagat raya berserakan karenaku? Tidak ada yang menahanku.

Membuka mata, adalah saatku memulai hari-hariku. Dan saatnya aku mulai memikirkanmu. Setiap detik, aku hampir selalu melihat bayanganmu kesana kemari. Seolah dunia hanya berisi kamu, matahariku. Seolah tidak ada kata-kata lain selain kamu, matahariku.

Menutup mata saat terlelap, adalah saatnya aku untuk memimpikanmu. Hampir setiap malam kamu menemuiku. Dan kamu menjadi milikku. Menuntunku. Mengingatkanku. Menemaniku. Ahh, kamu bagaikan dewa yang selalu melakukan apapun dengan benar bagiku. Aku tidak ingin terbangun, karena aku tidak yakin menjalani hidupku tanpamu.

Tuhan, adakah hal lebih menarik yang lain? yang lebih mungkin untuk aku pikirkan? Yang lebih cocok untuk mengganggu hari-hariku? Selain mengharapkan matahari yang padam? Karena aku tidak mau berlebihan mengaguminya ya Tuhan..

Lead me, Alloh.. Aamiin.

Selasa, 19 Juni 2012

Hey Tuesday...

There's always something better. I do believe. Ohh.. tuesday.. please.. please.. make me smile, wanna sing, wanna dance, wanna face the world...
Be nice tuesday...

Senin, 18 Juni 2012

He Is You

Someone, who always keep his spirit, he is great. Hides his worries. Though he hurted a girl.
Someone who always brave. Face the world, with his way. I love him. Yesterday, today, and tomorrow.

Yah, aku selalu bisa berharap bisa beranjak dari tempat ini. dari kubangan yang bernama masa lalu. Aku pasti pergi. aku pasti bisa. Aku tidak bersedih. Mungkin kelihatannya aku bersedih, tapi aku tidak. Mungkin karena aku salah berekspresi jadi terkesan sedih.

Menikmati kesendirian seperti yang dia lakukan pasti adalah hal yang sangat menyenangkan.

Rabu, 13 Juni 2012

Aku Mengabu

Sejak kalian menjadi api,
aku sudah terlebih dahulu bersiap menjadi bara.
dan dia membakarku.

Tawanya merdeka,
bahkan saat aku mulai hangus.

Dan kini, aku mengabu.
Saat kalian berdua berkobar membakarku,
sampai aku tidak mengenali diriku,
siapa aku, yang mana aku?

Aku sudah jadi abu.
Apa kalian masih ingin membakarku?
Apakah dengan mempermainkan api kepadaku
adalah sebuah lelucon bagimu*?




*untuk manusia berapi itu. 

Senin, 11 Juni 2012

My Immortal Lyric By Evanescence


I'm so tired of being here, suppressed by all my childish fears
And if you have to leave, I wish that you would just leave
Your presence still lingers here and it won't leave me alone

These wounds won't seem to heal, this pain is just too real
There's just too much that time cannot erase


When you cried, I'd wipe away all of your tears
When you'd scream, I'd fight away all of your fears
And I held your hand through all of these years

But you still have all of me

You used to captivate me by your resonating light
Now, I'm bound by the life you left behind
Your face it haunts my once pleasant dreams
Your voice it chased away all the sanity in me

These wounds won't seem to heal, this pain is just too real
There's just too much that time cannot erase


When you cried, I'd wipe away all of your tears
When you'd scream, I'd fight away all of your fears
And I held your hand through all of these years
But you still have all of me

I've tried so hard to tell myself that you're gone
But though you're still with me, I've been alone all along

When you cried, I'd wipe away all of your tears
When you'd scream, I'd fight away all of your fears
And I held your hand through all of these years

But you still have all of me, me, me

there's just too much the time cannot erase.

Sebuah Rahasia Lyric By Pee Wee Gaskins


Beranjak dan berjalan ke depan basuh air mata
Dan cerita saatnya melupakan
Jam berhenti di dua belas ku habiskan gelas demi gelas
Membuat pahit sisa yang manis sampai akhirnya ku lupa
 
Reff:
Dan kau percaya tak ada yang lebih baik dari ini
Apanya yang bahagia dan ku tertawa
Tak akan ada cerita dalam (sebuah rahasia)
Lupakan saja dan jangan pernah kau kembali di sini
Keringkan semua luka (pergilah saja)
Berlarilah karena kau akan ku lupakan


Berhenti dan ingatlah sejenak coba tetap berdiri tegak
Dan membakar semua kenangmu
Berhenti menangis dan ini yang terbaik dan teruslah melangkah
Dan saat dunia berpaling darimu tengoklah ke arah lain

Repeat reff

Kalau bisa ku ulangi cerita kita akan berada
Di tempat pertama kita berjumpa tak akan ada
Ku di sini dan mencari kau di sana menunggu
Untuk ditemukan, untuk ditemukan

(Dan kau percaya tak ada yang lebih baik dari ini apanya yang bahagia)
Dan ku tertawa (tak akan ada cerita dalam sebuah rahasia)

Lupakan saja dan jangan pernah kau kembali di sini
Keringkan semua luka (pergilah saja)
Berlarilah karena kau akan ku lupakan


Lupakan saja dan jangan pernah kau kembali di sini
Keringkan semua luka (pergilah saja)
Berlarilah karena kau akan ku lupakan


Berhenti menangis dan ini yang terbaik dan teruslah melangkah
Dan saat dunia berpaling darimu berlarilah karena kau akan ku lupakan

Kamis, 07 Juni 2012

Cheers

Remember that your best friend and your foe are both.
They are your self.

Selasa, 05 Juni 2012

Dunia Pasti sedang Bercanda

"Dunia tidak pernah berhenti tertawa, aku diam, dan dunia semakin menertawakanku."

Emily sedang mengajak Topan berkeliling saat matahari di ujung barat. Iya, senja ini, seperti biasa, Emily selalu menyempatkan diri, meyakinkan Topan. Bahwa dunia sedang membuat kelucuan dengan mereka. Karena itu, tidak seharusnya mereka sedih bahkan menangisi apa yg sedang terjadi.Iya, karena itu hanya bahan bercandaan dunia.

"Bagaimana kamu bisa berpikir bahwa dunia sedang bercanda? padahal aku sudah tdk dpt berdiri dg kakiku sendiri?" Topan heran.
"Topan.."Jawab Emily, satu kata. Lalu dia tersenyum. Dia berlutut di depan Topan, dan menggenggam tangannya. Berkedip.
"Aku bahkan selalu belajar tertawa darimu. Katamu kalau aku menangis, dunia akan semakin geli, karena ini hanya sebuah kelucuan. Mungkin lebih tepatnya adalah ujian. Yang harus kita hadapi dengan tertawa!" Kata Emily.

Topan tampak menarik nafas. Iya, sejak 3 bulan lalu, dia harus berjalan dengan kursi roda. Sebuah kelainan menyerang sistem syarafnya sehingga dia tdk dpt menggerakan kakinya. Memang belum lama, tapi segala upaya medis sedang dijalani Topan. Emily tahu betul bagaimana setiap saat Topan menahan rasa nyeri dg senyuman tertahan.
Emily dan Topan sudah bersama-sama sejak dua tahun lalu. Saat mereka sama-sama tergabung dalam kelompok bakti sosial di Jakarta.

"Iya, dunia memang sedang bercanda.." Kata Topan lirih.

***
Hari ini Emily mengantar Topan ke Bandara. Topan harus mendapat pelayanan yg lebih baik. Dan harus yang terbaik. Orang tuanya sudah mengkonsultasikan dengan dokter Topan di Jakarta. Topan dirujuk ke Singapura.
Sekarang perasaan Emily campur aduk. Di satu sisi Emily senang karena membawa Topan ke Singapura artinya mengizinkan Topan mendapat pelayanan yang lbh intensif, dan Topan akan segera sembuh. Namun di sisi lain, Emily sangat sedih. Dua tahun Emily selalu habiskan waktu dg Topan, bersama-sama saling menguatkan.

Saat itu, Emily pernah merasa menjadi makhluk paling lemah, tdk bisa lagi berharap keindahan dunia. Waktu itu, Mama Emily mendapati sebuah polip (daging tumbuh) di rahimnya setelah mengalami pendarahan hebat dan kehilangan banyak sekali darahnya. Di tengah malam yang dingin, saat Mamah Emily kritis, Emily bertanya kepada Tuhan.

"Kekuatan apa lagi yg Engkau siapkan untukku ya Tuhan?" Dia gelap, setiap saat dia tdk bisa terlepas dari pikiran negatifnya kepada Tuhan. Kemudian Topan menelpon Emily.

"Sayang, berpikirlah positif dengan segalanya. Ingat ya, dunia sedang membuatmu menjadi kuat. Anggaplah Dia sedang membuat sebuah lelucon. Bukan sesuatu yang mengerikan!" Topan berusaha menenangkan Emily.
"Hahahaha..." Emily tertawa kosong mendengar ucapan Topan. "bagaimana bisa kamu katakan dengan begitu mudah? memang kamu tahu apa yg akan terjadi? Darah Mamahku sudah hampir habis. Bisa kamu bayangkan, hidup dengan darah yang terbatas? Tanpa alat-alat medis itu, apakah..." Emily tdk mampu melanjutkan prasangka buruknya terhadap Tuhan.
"Emily, ingat ! percaya! percaya! Pikirkan semua hal yg baik!"
"Sayangnya aku tidak sekuat kamu!"
 Topan hanya menarik nafas panjang mendengar ucapan Emily.

Tapi, Tuhan memang selalu baik, Dia tdk pernah marah meskipun Emily berpikir nagatif dengan takdir-Nya. Bahkan saat mamahnya kritis seperti itu, Emily masih berpikir negatif terhadap Tuhan. Dia hampir putus asa. Tetapi tidak dengan Ayahnya.
"Kita harus semangat sayang, untuk Mamah.."kata Ayah Emily.

Sampai akhirnya Tuhan memberi jawaban. Sakit mamahnya bisa diangkat dan Emily bisa melihat mamahnya tersenyum lagi. Emily sangat bersyukur. Atas semua kekuatan yang Tuhan berikan.

Kini, saat kekuatan yang berbeda menyangkut dalam diri Topan, Emily selalu meyakinkan dirinya. Bahwa dunia hanya sedang bercanda. Ini hanya lelucon. Hadapi semua dg tertawa. Topan akan hidup bahagia bersamanya.
"Iya, dunia memang sedang bercanda." kata Emily lirih.

***

Emily terduduk merangkul kedua lututnya. keluarga Topan baru saja mengabarinya bahwa sakit Topan semakin parah. Dia biarkan air matanya mengalir deras. Merdeka. Dia hanya sedang ingin menikmati kelimbungannya. Dadanya sesak. Semakin erat dia memeluk dirinya sendiri. Dia membenamkan kepalanya.

Setelah berminggu-minggu, dokter menemukan semakin banyak sistem saraf yg terganggu, ada alzheimer yg diam-diam menyerangnya. Dia sudah mulai susah mengingat.

"Tuhan, kenapa Kau hanya berikan kesakitan kepada mereka? Mamahku? dan sekarang Topan? Kenapa tidak aku saja? Gantikan ya Tuhan. Aku ingin dia menjadi aku yg sehat. Biar aku yg merasakan semua hal yg menyebalkan itu! Aku terlalu lemah untuk bisa menguatkan dia!"

Emily benar-benar merasa semua ini tdk adil. Bahkan setiap kali dia berdoa, dia selalu bertanya pada hatinya sendiri.
"Apa yg menjadi doaku adalah yang akan terjadi? Apa Tuhan juga menyetujui keinginanku?" Tanya Emily kepada hatinya sendiri.
Dia jadi tdk pernah yakin dengan dirinya sendiri. Iya, sendiri. Tanpa Topan. Mereka sudah lama tdk berhubungan. Hampir setahun setelah hari itu, saat Topan ke Singapura. Dan kabar terakhir adalah saat sakit Topan semakin parah.

Emily tdk pernah bisa sama sekali memalingkan pikirannya dari semua "kelucuan dunia" itu. Dia membuka-buka ponselnya. Menemukan foto-foto dirinya dengan Topan. Bening. Saat foto-foto bersama kelompok bakti sosial. Saat mereka berdua sama-sama menjadi jurnalis. Saat merayakan anniversary. Dan saat Emily memapah Topan berjalan. Semuanya penuh tawa.

Dia juga membuka-buka buku catatannya. Hampir setiap halaman membicarakan Topan. Susah atau senang. Sesekali Emily tersenyum membaca catatannya yang dia anggap lucu. Matanya terpaku pada sebuah tulisan  Dunia pasti sedang bercanda. Emily kembali tersenyum.
"Tuhan, apa aku harus mempercayai kata-kata makhluk yg menyebalkan itu?!"
Dan hatinya menjawab 'ya' dan 'harus'.
"Iya, dunia memang tdk pernah berhenti bercanda. Membuatku terjungkir balik. hahaha.. Dan aku harus mengalah. Jangan sampai dunia terlalu suka menertawakanku." Kata Emily. Setelah itu, dia menghadapkan wajahnya ke cermin. Seperti sedang memberi motivasi kepada seorang gadis bermata sayu di seberang sana, dia bicara.

"Ini hanya lelucon. Ini lelucon. Jangan khawatir! jangan takut! Tertawa sajalah. Jangan menangis. Ingat, Tuhan sedang menguatkanmu! menguatkan orang-orang yg kamu sayangi! Jangan biarkan dunia terkekeh melihat kebingunganmu!"
Dia diam sejenak. Tertawa. Entah bagaimana hatinya. Dia kembali bicara.
"Sesuatu yang Tuhan inginkan menjadi A, tidak mungkin bisa aku rubah menjadi B atau C!"
Dia diam, lalu murung.
"Bagaimanapun keadaan Topan, Tuhan lebih tahu yang terbaik. Aku bukan malaikat yg begitu mudah akan dikabulkan doanya. Imanku rendah. Aku bukan manusia taat. Aku bukan siapa-siapa. Tidak tahu apa-apa."
Setelah itu, tdk terdengar lagi ucapan Emily. Dia meletakkan kepalanya ke mejanya. Mencoba mendengarkan detak jantung Topan. Namun, yang dia dengar hanyalah detak jam dan nadinya sendiri.

"Ini berat sekali ya Tuhan..." Kata Emily sambil memejamkan mata. Berharap sesuatu yg indah datang di mimpinya. Tapi dia tidak juga terlelap. Pikirannya berbicara sendiri-sediri. ntah kemana larinya.

" Topan bukan segalanya,Kehilangan dia tidak akan sesakit jika kamuu kehilangan Mama!"
 Emily tersentak. Membuka matanya. Menatap wajahnya di cermin. Mencari dari mana datangnya suara itu. Dan dia tidak menemukan siapapun selain wajah gadis sayu di  cermin itu.
"Benarkah aku harus kehilangan Topan? hahaha Dunia pasti sedang bercanda.." Kata Emily lirih.

Iya, dunia tidak pernah berhenti bercanda. Apapun yang terjadi, itu bukanlah hal yang menakutkan. Emily dan siapapun di dunia, hanya perlu sedikit tertawa. Iya, Semuanya akan baik-baik saja..


Thanks ^_^



Cool Dark Blue Pointer Glitter