"ketulusan itu tidak harus diketahui,
ketulusan itu tidak perlu balasan.."
berulang kali saya ucapkan kalimat itu, saya ulangi dan ulangi seperti mantra. seperti sesuatu yang akan memberi saya kekuatan. saya sedang belajar diam, sembunyi. bukan berarti saya tidak berani. tapi terkadang saya perlu melakukan sesuatu yang itu seperti mengalah tapi bukan untuk dikalahkan. saya perlu mengalah -diam- untuk menjadi tenang. dalam diam saya akan banyak merenung. dalam diam saya akan banyak memikirkan tentang apa yang sudah saya lakukan (ah, kebanyakan saya hehe).
introspeksi
yahh,, mungkin itu lebih tepatnya ya. dari diam kita bisa lebih banyak mendengarkan kata-kata yang belum sanggup kita ucapkan. karena dengan berdiam diri, kita jadi lebih sering mendengarkan hati. dan apa saja yang kita lakukan itu terekam baik di dalam hati, sebagai memori. jadi kita akan lebih mudah untuk memahami apakah yang sudah kita lakukan itu benar-benar perlu kita lakukan. misalnya, emosi dengan banyak mengeluarkan kata-kata tidak beraturan dan tidak karuan, membenci orang lain yang kita anggap sebagai pengacau keadaan hati kita, mengumpat, menyindir, berpura-pura tenang padahal hati kita penuh amarah. bukankah kalian juga setuju kalo semua itu perbuatan sia-sia, yang malah bisa membebani kita?
saya menulis ini karena sebelumnya saya pernah merasa sakit hati terhadap orang lain yang itu teman saya sendiri. saya memang sudah paham sifatnya yang mungkin memang nggak kenal baik dengan saya. hehe jadi ya mungkin saya yang harus lebih berpikir jauh tentang dia. hampir setiap saya melihat namanya di situs jejaring sosial rasanya dada saya menyempit, perih seperti tersayat belati. tentunya saya merasa demikian karena ada sebabnya. waktu itu saya merasa melemah, apalagi ketika berulang kali dia berhasil membakar saya. rasanya setiap hari saya kalah.dan dia tertawa menang.
waktu itu saya coba untuk tidak mengindahkan dia, tapi saya tidak berhasil. bahkan saya sering mengatakan sesuatu hal yang saya tujukan untuk dia tp dengan objek yang lain. saya juga pernah posting di blog tentang betapa saya menyerah dan benar-benar tidak suka kepadanya. saya betul-betul menikmati ketidaksukaan saya, dan sayangnya dia malah semakin menjadi membakar saya.
ada lagi, makhluk lain yang juga saya anggap mengacaukan hati saya. alasannya masih sama : membakar saya. bedanya, makhluk yang satu ini mungkin tidak pernah sengaja membakar saya. seperti makhluk sebelumnya. hanya saja saya melihat dia seperti menyukai makhluk ini mungkin semua orang juga menyukai makhluk ini. sebenarnya saya juga suka makhluk yang satu itu, saya sudah menganggap dia sebagai adik saya sendiri. karena itu saya tidak mau dia tersakiti. dengan kata-kata keputus asaan saya. saya tidak mau dia merasa tidak enak dengan reaksi saya. jadi untuk kali ini saya lebih memilih diam dan sembunyi. saya tidak akan mengijinkan siapapun membakar diri saya termasuk diri saya sendiri. saya akan bertahan semampu saya. saya akan tetap kuatkan hati saya dalam persembunyian saya.
sabar ya nduk.. |
tulus
satu kata yang maknanya luar biasa besar. yang kadang saya belum bisa dengan murni mengaplikasikan dalam kehidupan saya. saya bilang saya tulus, tapi kadang saya terus memikirkan hal-hal yang seharusnya bisa saya lupakan dengan mudah.
contoh kecilnya adalah menyesal. beberapa kali saya temukan diri saya dalam keadaan memikirkan sesuatu dan terlintas pertanyaan kenapa saya melakukan hal itu? bukankah itu alasan saya tidak tulus? dan saya sedang coba belajar, untuk tidak banyak bicara.
"kamu tidak akan menyesal kalo yang kamu lakukan didasari ketulusan.."