Laman

Jumat, 10 Mei 2013

setelah gerimis


setelah gerimis reda,
aku akan diam,
melelapkan kesedihan,
di dadamu yang langit

-@wie_rahayu

Selasa, 16 April 2013

hujan rindu

                                                      kepada pemilik rindu,


aku bicara pada hujan, berhenti turunkan hujan
yang pemiliknya tak lagi mau merasakan,

sayangnya hujan tak mau mendengar,
dia terus saja menghujami hati, aku pura-pura mati

sampai hujan reda, mungkin kau juga tak ada,
anak kecil bermain-main di becekan,
memunguti rinduyang berjatuhan

berlari-lari menaruh rindu di depan rumahku
berharap kubukakan pintu
tapi aku diam saja, pura-pura bisu

diam-diam rindu menyelinap masuk melalui lubang pintu
anak kecil berteriak, aku terhenyak.
"ah!" kataku sambil bertepuk satu

belum kuapa-apakan rindu ini, di luar hujan turunkan rindu lagi,
pemiliknya tak mau merasakannya lagi
ah, apa-apaan ini?

baiklah, kutanyai rindu satu-satu
sementara hujan di luar menderu, menertawakan aku.
"siapa yang mengirimmu?" ku sentil rindu ke-satu
yang lain diam memandangi mataku, nafasku terburu.

"pemilikku hanya tak mampu katakanku padamu,
ketika hujan memanggil-manggil aku ingin menemuimu,
wanita yang dirindukan pemiliku. sementara dia tak mau memilikimu."

aku tercekat, ketika kita tak bisa saling mengikuti
mengapa rindu begitu tulus mengikuti?
lalu ku peluk ciumi rindu satu-satu, ku selimuti.
ku beri ruang di hati.




Rabu, 23 Januari 2013

ppfffftttt

Everyone wanna be the first. I should do everything what they want.
Do they think that i just have two hands?

So please! study about patient!

Pppffttt!

Senin, 07 Januari 2013

Write to Remember

Assalamu'alaikum wr.wb

Hari ketujuh tahun 2013, hari ketujuh bulan Januari, Senin kedua bulan Januari. Yeah, everything is still stay on fresh. How about your dreams? How about your resolution? Hehei, udah ada yang bisa mencapainya? atau masih santa-santai buat mencapainya nih? "Ah, 2013 kan masih lama, masih banyak waktu." Wehh, i don't thinks so deh, sebagai manusia yang mempercayai kuasa Tuhan, lo harus junjung tinggi tuh yang namanya kehendak Tuhan. Nggak tau kan kalo nafas lo mungkin udah nggak lama lagi? Ih, na'udzubillah deh.

Well guys, nggak banyak yang mau gue tulis. Cuma lagi reminding diri gue sendiri sih, biar nggak terlalu selow or woles. Yah, umur semuanya sudah ada yang ngatur.
Sebenernya gue sih nggak pernah nulis resolusi gue untuk tahu 2013 ini. Mungkin karena saking banyaknya mimpi dan keinginan gue kali ya, sampe gue pusing sendiri. Iya, kadang gue ngerasa as a coward yang kayak ayam dan nggak berani nyemplung ke kali, ish. Buat sekedar ngasih tau keinginan gue pun gue susah, kenapa karena gue takut, men. Gue takut nggak bisa mewujudkan mimpi gue. Karena gue ngerti hidup gue susah banget dan berasa berat. At least, gue jadi putus asa dan fed up sama keadaan gue sendiri.

Padahal, nggak seharusnya gue mikir kayak gitu. Kalo emang gue orang yang optimis, gue harus yakin dong kalo gue bisa nyemplung ke kali meskipun gue ayam kecil dan nggak bisa renang. Hyeah. Gue harus berani mengambil resiko. Sesusah apapun hidup gue, seperti apapun rintangannya, gue harus hadapi. Meskipun gue sendirian.

Tahun 2012 adalah tahun dimana gue bener-bener berjuang melawan hidup gue. Actually, gue jadi anak rantau di Jakarta tuh sejak akhir Oktober 2011, but gue lebih ngerasain struggle itu ya pas tahun 2012 kemaren. Pas pertama-tama di Jakarta gue masih selalu optimis tingkat tinggi, dan gue bakal terus mengejar cita-cita gue.
Pas udah kelewat tiga bulan, gue ngerasa kalo gue nggak betah di kerjaan gue. Setiap gue bangun tidur bawaannya males ke kantor dan pengen balik ke rumah ortu. Temen gue cuma Mbak Tari dan Mbak Ika di rumah, di kantor cuma Mbak Novi. Belom lagi kalo kena marah customer atau atasan yang nyuruh-nyuruh gue. Berasa pengen terbang langsung ke pangkuan Ibu di rumah. Tapi gue selalu coba tahan. "ini cobaan wi, harus bisa, harus bisa!" gue sering ngomong sendiri kalo lagi di kamar mandi. Parah deh.

Nah, ditambah satu lagi, maslah percintaan. Beeeuuuhh!. Gue bener-bener payah bin payahun bin payahin deh. Gue putus dari mantan gue tuh pas akhir Agustus 2011, kan udah njamur banget tuh. Tapi gue enek banget setiap kali gue nulis di diary, update status dii facebook, ngetwit dan bahkan posting blog masih gue warnai dengan tulisan-tulisan menggelikan yang bilang GUE MASIH SAYANG SAMA MANTAN! engap gue. Udah, jangan suruh gue ngulangin.

Nggak tau ya kenapa, guebegobanget (sengaja g dispasi, biar cepet). Gue masih yang ngarepin dia yang jelas-jelas udah pergi dari gue, cuek bebek sama gue lah pokoknya kalo liat gue udah straight face aja tuh orang, tapi dengan setia gue masih perhatian sama keadaannya. sama kegiatannya yang udah move on kemana mana sampe ke kutub utara. ish! Emang bego gue!

Honestly, hal itu tuh ngganggu banget sama kehidupan gue. Asli, gue kepengen amnesia sebagian. Pas bagian dia itu yang harusnya gue lupa. Tapi mungkin kenangan sama dia tuh dlu gue gambar pake spidol permanent jadi gue nggak bisa hapus tuh gambar. Kayu yang gue ukir sama dia terlalu keras jadi patah. Dan ibarat pasir, gue terlalu kenceng menggenggamnya. Beeeuuhhh, eror eror dah lo.

Ok, apakah semua salah gue? Kenapa jadi ngebahas mantan?! Iiuuuuwhh.

Move me on, please! *depresi*menggantung*hening.

Hakhak, kesian deh yah. Padahal hidup ini milik kita sendiri. terserah kita.
Gue pernah baca because we are driver not passenger. Katanya gitu, kita. adalah pengemudi bukan penumpang. Jadi mau kemanapun itu semuanya tergantung pada diri lo sendiri. Nggak usah pikirin atasan bawel, nggak punya temen. Nggak usah mikirin mantan pacar yang udah bahagia dengan pilihan hidupnya. Yang harus lo lakukan sekarang adalah lo bis sukses meskipun bukan pacar dia. Lo bisa bahagia bahkan lebih bahagia dari dia dan pacarnya. Nggak usah mikirin gebetan yang kabur gara-gara lo nggak bisa move on. Tapi pikirkan masa depan lo. Tentang resolusi dan mimpi lo.

Terserah sih, lo mau tetep terperangkap masa lalu atau beranjak dan pergi seperti keinginan lo. BAHAGIAIN ORTU itu yang penting. Have fun aja dengan hidup lo. See, everyone can smile though they have their own problem. Banyakin bersyukur dan jadi pribadi yang lebih optimis!

Keep on smiling :))

PS: sebenernya dari tadi gue lagi ngomong di depan cermin. ngomong ke diri gue sendiri :))
 

Jumat, 04 Januari 2013

When I See You Smile - Bad English

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Gimana hari ini, mate? Kalo depan kantorku sih mendung gimana gitu. Padahal tadi pagi sempet panas lho. Biarin deh, biar pada nggak kepanasan yang kerja di jalan.
Yup, aku lagi dengerin When I See You smile-nya Bad English nih, tahu lagunya kan? sempet dibawain juga sama kontestan Indonesian Idol yang nge-ROCK abis, sama mas Pratyoda Bayangkari atau yang dikenal dengan Mas Oda. Meskipun lagu lama tapi enak asli. Aku aja nggak bosen nih dari kemaren sore dengerin itu mulu, gara-gara pas lagi baca Novel 5cm ada lagu itu, aku jadi penasaran kepengen dengerin lagu itu dengan saksama.hehe here it is..

When I See You Smile

Sometimes I wonder how I'd ever make it through
Through this world without having you
I just wouldn't have a clue

'Cause sometimes it seems like this world's closing in on me
And there's no way of breaking free
And then I see you reach for me

Sometimes I wanna give up, wanna give in
I wanna quit the fight
And then I see you baby
And everything's alright, everything's alright


When I see you smile, I can face the world
Oh, oh
You know I can do anything
When I see you smile, I see a ray of light
Oh, oh

I see it shining right through the rain
When I see you smile
Baby when I see you smile at me
Oh, yeah

Baby there's nothing in this world that could ever do
What a touch of your hand can do
It's like nothing that I ever knew
Hay

And when the rain is falling, I don't feel it
'Cause you're here with me now
And one look at you baby
Is all I'll ever need, all I'll ever need

Sometimes I wanna give up, I wanna give in
I wanna quit the fight
Then one look at you baby
And everything's alright

Hay, everything's alright
It's alright

Yahh,,, rada seneng juga dengerinnya. Gimana nggak coba? lagi kerja gini ada yang nyanyiin when i see your smile,,i can face the world ohh you know i can do anything.. terbang dehh. hehe pokoknya asik banget nih. Buat yang punya pacar seru nih kalo nyanyiin lagu ini. Kali aja ceweknya langsung berkaca-kaca and say will you marry me? Wow! kan keren haha.

Tapi kalo yang nggak punya pacar (kayak aku) nggak usah sedih dan inget mantan. Nyanyiin itu buat your future kalo nggak buat siapa aja bisa kok yang bisa bikin kamu jadi can do anything when see his/her smile.

Keep On smiling, see yaa...

Wassalam.  
 
 

Kamis, 03 Januari 2013

Anak Perempuan Ayah Part 1


Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Aku baru saja selesai memuatkan Ayah secangkir kopi paginya. Seperti biasa Ayah selalu membaca koran di ruang tamu. Ibuku sedang sibuk meracik menu-menu penuh cinta untuk kebahagiaan hari-hariku juga Ayah. Tidak banyak bicara, Ibu hanya sesekali melantangkan suaranya sekedar memintaku untuk mengambilkan sesuatu untuknya.

Ibuku yang setiap pagi tidak pernah mengeluh meski peluhnya selalu menetes karena asap-asap masakan di dapur. rambutnya tertutup kain jilbab yang sudah tidak baru lagi. Pakaiannya seadanya, tapi menutp auratnya. Sebagai wanita dewasa, Ibuku selalu memberi contoh yang baik untukku. Ibu tidak pernah mau anak gadisnya sembarangan berpakaian dan tidak sesuai dengan norma-norma.

Ayahku hanyalah seorang tukang sapu di sekolah madrasah. Kalau pagi ini dia membaca koran adalah karena Ayah rajin mengumpulkan koran bekas. Yang kemarin untuk hari ini. Begitu setiap hari. Setiap pagi Ayah membacanya dengan penuh saksama. Aku senang sekali, Ayahku up to date.hehe

Sampai di pagi ini, hari libur dan kemarin baru saja Ayah mengambilkan raport-ku di sekolah. Alhamdulillah, nilaiku tidak mengecewakan Ibu dan Ayah. Saat aku menyajikan kopi untuknya, Ayah berkata sesuatu.

"Nduk, kata Pak Guru di sekolah kamu punya pacar ya?" Tanya Ayah. Pertanyaan Ayah bagaikan pisau menusukku tanpa ragu. Ada perasaan bersalah ada perasaan malu karena aku memang belum diijinkan pacaran oleh Ayah. Apalagi aku SMA dan kalau bisa aku tidak usah pacaran tapi langsung Ijab.

Aku terdiam, tersenyum. Sepertinya ayah memang tahu bahasa tubuhku.

"Ayah sih, nggak tahu bener atau nggak. Tapi kamu mesti ati-ati lho. Nggak fokus belajar bisa ketinggalan lho. Kamu mikirin pacar yang lain semangat mikirin cita-cita gimana kamu? belum nanti kalau kamu patah hati? Kamu kan ndak pernah tahu temanmu itu baik atau tidak, temenmu itu serius atau tidak. Nanti kalo nanti kamu patah hati gimana?"

Aku menunduk mendengar ucapan Ayah. Seperti tertampar merah pipiku, bersemu juga. Aku tidak pernah bermaksud sebegitu jauh, atau aku memang tidak pernah berpikir sebegitu jauh. Aku menunduk malu dengan Ayah.

"Nggak kok Yah, Luna nggak punya pacar."

Saat itu juga aku yang malah ingin menampar diriku sendiri. Kenapa berbohong? membohongi Ayah sendiri? durhaka kamu lun. Pikiranku berlawanan dengan mulutku.

"Ayooo, sejak kapan anak perempuan Ayah yang cantik ini pinter bohong, lha wong Ayahnya Zaky juga dipanggil. Ngobrol bertiga sama Ayah sama pak Guru."

Tidak! Aku makin terpojok. Kulihat senyuman Ayah di ujung bibirnya. Aku dapat menyimpulkan Ayah merasa tergelitik dengan sikap anaknya ini.

"Ayah...." kataku pelan, pasrah.

"Iya, yang penting kamu tahu batasannya, jilbab kamu itu perisainya. Jangan sampai hancur bentengmu. Jangan lupa sama sekolahmu." Kata Ayah bijaksana. Seperti ada alairan air menganak sungai dari hati ayah. Sejuk. Aku mengangguk kemudian menuju kamarku.

***
"Luna!"

Aku menoleh ke belakang. Suara teriak itu sudah tidak asing di telingaku. Seketika jantungku seperti berdegup duakali lebih cepat dari biasanya. Aliran darahku berdesir tidak karuan. Ada yang buatku gugup ketika seseorang itu datang. Zaky. Dia....emmm pacarku.

"Hey!" Aku menjawab sekenanya, Jilbabku berkibar sedikit menutup wajahku yang memerah.

"Baru dateng ya? teman-teman udah nungguin lama lho!" Kata Zaky tersenyum manis sekali. Aku tidak berani menatapnya. Hanya memandangnya sekilas.

"Engghh.. aku kan nggak latihan, aku cuma mau lihat-lihat doang!" Jawabku cepat tanpa menoleh ke arah Zaky. Aku takut pingsan.

"Ya udah ayok!" Aku mengikuti langkah Zaky ke pendopo sekolah.

Hari ini gladi bersih untuk acara ulang tahun sekolah. Aku dan Zaky sudah kelas duabelas, dan ini berarti tahun terakhir aku di sekolah. Nggak terasa aku dan Zaky sudah emmm... pacaran sejak setahun lalu. Dan aku masih bisa menjaga diri dari hal-hal yang dibawa nafsu. Meskipun aku terkadang takut pertahananku runtuh. Tapi Zaky memang anak yang baik. Dia juga mengerti apa yang harus dan tidak boleh kita lakukan. Kami tidak pernah saling menatap, paling hanya melihat sekilas. Dan aku hapal sekali matanya bening berwarna cokelat. Bulu matanya juga indah. Oh tidak!

Hampir setiap Minggu Zaky main ke rumah. Dia selalu punya alasan yang membuatku susah menolak. Seperti misalnya mengerjakan tugas, minta di ajarin pelajaran sekolah, mengajari aku pelajaran sekolah, nganterin buku dan sebagainya. Memang aneh Zaky, hehe tiap Zaky main ke rumah aku selalu membuka pintu ruang tamu lebar-lebar takut ada fitnah dari tetangga-tetangga. Oh ya ampun aku berburuk sangka. Maksdunya ya kita waspada aja sih. Dan karena Ayah tidak menyukai ini.

"Zaky, ada jus jambu nak. diminum ya!" Kata Ibu ramah.
"Iya Bu, makasih bu." Zaky mngangguk santun.
***
Ujian Sekolah semakin dekat. aku terus berjuang untuk prestasiku. Aku tidak mau mengecewakan Ayah Ibu. Dan Zaky, semakin menjauh. Aku tidak tahu kenapa tapi intensitas dia menemuiku, mengabariku semakin berkurang. Memang terasa agak berat, biasanya Zaky selalu belajar bersamaku, mengerjakan tuigas bersamaku. Tapi akhir-akhir ini dia sering dengan teman-temannya sendiri. Mengelompok dengan temannya sendiri. Yah, tidak apa-apa. Itu haknya. Dan aku sepi.

Tapi aku tidak mau terjebak dalam lamunan dan kesepianku karena merindukan hadir Zaky. Aku terus belajar. Aku tidak seperti teman-teman yang lain yang bisa les privat dengan guru les mereka. Jadi mereka bisa ogah-ogahan karena bisa mengejar ketrtinggalan mereka. Tapi yang kulihat dari teman-temanku adalah semangat mereka yang luar biasa menyambut UN. Aku lengah sedikit saja mungkin akan terus jatuh kebawah dan sangat tertatih untuk naik lagi.

"Zaky!" aku memanggilnya ragu.
"Yaa.." Jawab Zaky ogah-ogahan.
"Sudah belajar mengenai hukum-hukum fisika belum?" tanyaku sambil tersenyum mencoba membuang semua kebekuan antara aku dan Zaky beberapa minggu ini.
"Sudah, tapi belum paham-paham. Capek!" Jawab Zaky. Aku sedikit tersentak. Baru sekali ini kudengar Zaky mengeluh. Dan memang setelah itu aku jadi sering melihat Zaky mengeluhkan materi pelajarn yang rumit. Saat istirahat, saat semua teman-teman belajar dia malah berusaha tidur. Zaky, come on! Kamu harus kejar semuanya! batinku. Dan percuma, kulihat setiap harinya Zaky begitu. Tapi ada saatnya sih dia berusaha bertanya dengan teman-teman yang lebih tahu tentang pelajaran yang kurang dia pahami. Tapi dia tidak menanyaiku.

"Zaky, kok kita nggak pernah belajar bareng ya?" tanyaku sambil terus menatap buku.
"Takut dimarahin Ayahmu." Jawab Zaky ketus. Aku terdiam dan menengoknya sebentar.
"Sejak kapan kamu takut sama Ayah? belajar bareng kan nggak harus di rumah? kita kan bisa belajar di sekolah?" Jawabku mencoba tetap tenang.
"Kamu sibuk belajar, takut ganggu kamu. Aku kan nggak bisaan, takutnya kamu capek ngajarin aku. Buang-buang waktu." Zaky masih ketus.
"Ah, bilang aja nggak mau belajar sama aku. Yaudah nggak apa-apa sih, yang penting kamu belajar. Jangan males lah. udah mau ujian ya! semangat!"
Zaky hanya diam. Aku coba menengoknya. Ya ampun! Zaky merem.
"Zaky......!!!!" teriakku kesal. Zaky cuma pindah posisi merem lagi. Pasrah deh.
"Aku ngantuk, belajar sampe malem.." Gerutu Zaky.
"Mestinya kamu nggak usah sampe malem dong belajarnya. Dikit-dikit kan lama-lama bisa."

***
Hari paling mendebarkan bagi seluruh umat SMA kelas dua belas tiba. Aku deg-degan. Zaky deg-degan. Semua teman-teman dan Bapak/Ibu guru deg-degan. Kulihat Ayah juga harap-harap cemas diantara tempat duduk orang tua murid di depan pendopo sana. Ingin sekali mendekap Ayah. Meyakinkan kalau aku bisa menjadi seorang Anak perempuan Ayah yang Ayah banggakan. Aku bisa meskipun sedikit tidak yakin dan gugup.

Sebelum acara pengumuman, Bapak Kepala sekolah ingin bercerita tentang prestasi-prestasi yang telah diraih SMA. Alhamdulillah, namaku beberapa kali disebut. Zaky duduk di kursi ujung di tengah-tangah barisan anak laki-laki. Dia mengirim pesan lewat ponsel ke aku. Dia ceritakan kegugupannya hari ini, do'anya hari ini, persiapannya menerima kenyataan hari ini, dan tentang kepasrahan kepada takdir Sang Pencipta.

Ayahku masih terus memandangiku dari kursinya saat aku maju berpidato bahasa Inggris. Tidak henti-henti aku tersenyum. Saat berpidato seperti ini, aku selalu ingat pesan Ayah. Untuk selalu terlihat ramah dan tidak gugup. Ayah selalu mengajariku tentang cara berpidato yang baik. Karena semua orang akan memperhatikanku. Aku ingat-ingat pesan Ayah agar tidak ragu memainkan tangan secara natural dan jangan kaku. Semua itu namanya Gesture. Dan alhamdulillah, aku bisa dengan lancar berpidato bahasa inggris di depan. Semuanya bertepuk tangan dan Ayah tersenyum di sana. Terimakasih, Ayah! Batinku.

"Dan yang menjadi peringkat pertama adalah..." Suara Pak Danar menggema. seperti ada kekuatan terselip di sana. Aku menunduk, berdoa, menggenggam tangan temanku yang juga sedang menunduk berdoa. Ayah, Ibu doakan aku juga, batinku.

"Aluna Zahra Al Fatih di peringkat pertama!" Suara Pak Danar seperti kembang api meletup-letup indah. Aku bersujud syukur. subhanallah walhamdulillah wala illa haillallah allahu akbar. Terimakasih Allah, terimakasih. Aku tak kuasa menitikkan air mata. Aku ingat kata Ayah tentang sabda Nabi "Kunfariyan wala takun fakisan" jadilah kau manusia yang seperti padi jangan seperti pakis.  Aku hapal maksud hadist itu. Ilmu padi semakin tua/berisi semakin merunduk (rendah hati) sedangkan pakis semaikn tua semakin megar mendongak ke atas (tinggi hati). Aku selalu ingat itu, Ayah! batinku.

"Aku bangga sama kamu, dek!" Zaky mengirim pesan lagi. Zaky, aku juga bangga padamu! batinku sambil tersenyum ke arahnya. Senyum haru. Meskipun dia tidak masuk tiga besar. Tapi semangat belajarnya akhir-akhir ini berusaha melawan rasa malasnya, merubah cara belajarnya membuat aku bangga. Dia juga menjagaku. Selama kita ber... emmmm pacaran, kita belum pernah bersentuhan. Semoga kami selalu dalam lindungan-Mu ya Allah.

Dan aku, anak perempuan Ayah. Aku bisa buktikan ke Ayah, bahwa aku bisa mempertahankan prestasiku. Meskipun aku punya..emmm punya pacar. Hya, kalo kamu mau kamu pasti bisa!

Wassalamu'alaikum wr.wb

Rabu, 02 Januari 2013

Hati yang Baru

Assalamu'alaikum wr.wb.

Waktu sepertinya memang tidak pernah mau mengalah untuk sekedar berhenti atau bahkan mundur. waktu selalu berjalan maju sampai ada sesuatu yang dinamai kenangan dan masa lalu. Semua orang setuju bahwa kenangan dan masalalu adalah something special yang itu bisa mengajari kita untuk sesuatu yang lebih baik. Semua orang setuju bahwa kenangan dan masalalu itu perlu menjadi pertimbangan, menjadi cerminan untuk melakukan sesuatu yang baru dan lebih baik.

Pergantian waktu membuat seseorang menulisakan harapan-harapannya. Seperi saat awal bulan atau awal tahun (resolusi). Lihat saja di berbagai media. orang-orang ramai membicarakan berbagai harapan, resolusi dan impian atau cita-cita untuk tahun 2013. Tentu ini salah satu hal yang baik, karena dapat mengacu pada proses kita menjalani hari-hari. Dengan catatan, resolusinya benar-benar diusahakan tercapai. Kalau hanya sekedar membuat dan tidak dituruti buat apa? Semoga semua dari kalian yang menuliskan resolusi juga bersemangat untuk mewujudkannya.

Lalu bagaimana jika kita bicara tentang putus asa? tentang seseoarang lemah yang tak berani berharap? Tak berani bermimpi? Bahkan untuk sesuatu yang sederhana sekalipun. Tentang seseorang yang benar-benar sulit terlepas dari hal yang bernama kenangan dan masalalu? Adakah?

Pasti tentu ada, dia yang pada malam pergantian waktu mengigil memeluk lututnya menangis di balik pintu kamar. Dia yang pada tengah malam merintih sakit membiarkan waktu menenggelamkan kenangan, merenggut masalalunya lebih jauh dan semakin jauh. Dia yang tidak siap menyambut waktu baru.

Taburan kembang api, suara terompet dan hiruk-pikuk masyarakat dengan segala euforia-nya adalah pisau tajam berduri menghabisi kenangan dan masalalunya. Dia tidak berani menatap ke depan.

"banyak do'a yang belum terkabul..."

Secepat itukah waktu berakhir? Dia tidak pernah bisa mengelak. Mimpinya belum sempat selesai. Deadline sudah habis, dan dia harus pasrah, merelakan mimpi-mimpi yang tak selesai tergambar. lalu saat dia hidup dalam waktu yang baru, akankah dia menggambar mimpi baru?

Dia tidak ingin mengucap selamat Tahun baru. Dia putus asa, setiap hari baru, bulan baru, baru, tahun baru. Dia merasa belum melakukan apa-apa untuk mimpinya. Apalagi jika harus melukisakn mimpi baru? Dia masih ingin menggambar yang belum selesai. Mungkin dia hanya ingin hati yang baru. Itu saja.
Cool Dark Blue Pointer Glitter