Laman

Rabu, 02 Januari 2013

Hati yang Baru

Assalamu'alaikum wr.wb.

Waktu sepertinya memang tidak pernah mau mengalah untuk sekedar berhenti atau bahkan mundur. waktu selalu berjalan maju sampai ada sesuatu yang dinamai kenangan dan masa lalu. Semua orang setuju bahwa kenangan dan masalalu adalah something special yang itu bisa mengajari kita untuk sesuatu yang lebih baik. Semua orang setuju bahwa kenangan dan masalalu itu perlu menjadi pertimbangan, menjadi cerminan untuk melakukan sesuatu yang baru dan lebih baik.

Pergantian waktu membuat seseorang menulisakan harapan-harapannya. Seperi saat awal bulan atau awal tahun (resolusi). Lihat saja di berbagai media. orang-orang ramai membicarakan berbagai harapan, resolusi dan impian atau cita-cita untuk tahun 2013. Tentu ini salah satu hal yang baik, karena dapat mengacu pada proses kita menjalani hari-hari. Dengan catatan, resolusinya benar-benar diusahakan tercapai. Kalau hanya sekedar membuat dan tidak dituruti buat apa? Semoga semua dari kalian yang menuliskan resolusi juga bersemangat untuk mewujudkannya.

Lalu bagaimana jika kita bicara tentang putus asa? tentang seseoarang lemah yang tak berani berharap? Tak berani bermimpi? Bahkan untuk sesuatu yang sederhana sekalipun. Tentang seseorang yang benar-benar sulit terlepas dari hal yang bernama kenangan dan masalalu? Adakah?

Pasti tentu ada, dia yang pada malam pergantian waktu mengigil memeluk lututnya menangis di balik pintu kamar. Dia yang pada tengah malam merintih sakit membiarkan waktu menenggelamkan kenangan, merenggut masalalunya lebih jauh dan semakin jauh. Dia yang tidak siap menyambut waktu baru.

Taburan kembang api, suara terompet dan hiruk-pikuk masyarakat dengan segala euforia-nya adalah pisau tajam berduri menghabisi kenangan dan masalalunya. Dia tidak berani menatap ke depan.

"banyak do'a yang belum terkabul..."

Secepat itukah waktu berakhir? Dia tidak pernah bisa mengelak. Mimpinya belum sempat selesai. Deadline sudah habis, dan dia harus pasrah, merelakan mimpi-mimpi yang tak selesai tergambar. lalu saat dia hidup dalam waktu yang baru, akankah dia menggambar mimpi baru?

Dia tidak ingin mengucap selamat Tahun baru. Dia putus asa, setiap hari baru, bulan baru, baru, tahun baru. Dia merasa belum melakukan apa-apa untuk mimpinya. Apalagi jika harus melukisakn mimpi baru? Dia masih ingin menggambar yang belum selesai. Mungkin dia hanya ingin hati yang baru. Itu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cool Dark Blue Pointer Glitter